Halaman

Terakhir

(19 Januari 2002)

katanya ayah mau menjemputku
aku bosan mengendap di rumah nenek dengan segala tetek bengeknya
aku rindu rumah
walau aku tahu tak ada yang bisa kuajak bicara di sana
tak biasa-biasanya pula ayah bilang mau menjemputku
aku hampir enambelas tahun
biasanya pun akrab dengan bus kota
aku menunggu, tapi ayah tak kunjung datang
aku lelah menunggu
akhirnya aku kembali bertemu bus kota
melewati liarnya terminal Pati yang memuakkan
katanya ayah sedang tak enak badan
tapi ku lihat ayah baik-baik saja
aku heran kenapa siang itu aku membicarakan pelajaran-pelajaran di sekolah
tentang ini...tentang itu..
aku suka diajar ini...aku benci diajar itu...
ayahku mendengar dengan penuh perhatian
bagaimana bisa???
padahal semenjak SMP, raporku pun ayah jarang menyentuhnya
“Jadilah ahli mantiq, In....” sepenggal kalimat itu meluncur dari bibirnya
entah pesan, entah dorongan, entah apa.....
yang jelas setelah itu aku tak pernah lagi melihatnya berbicara
alam telah merentangkan jarak begitu jauhnya



0 komentar:

Posting Komentar