Halaman

Sepeda Baru


“Bu, hari ini kita jadi ya beli sepeda baru?”
“Iya Nak.”
“Asiiikkkk. Radit boleh milih yang Radit suka, kan?”
“Tentu saja!”
“Radit mau yang kayak punya Andre. Bagus deh sepedanya. Pokoknya teman-teman nggak akan menghina Radit lagi. Nggak akan ngatain Radit si sepeda butut lagi!”
......
“Dia itu kualat!”
“Kualat bagaimana maksudmu?”
“Punya duit bukannya buat bayar utang, malah buat beliin sepeda anaknya. Akhirnya anaknya kan yang jadi korban. Baru dua hari punya sepeda langsung ditabrak truk!”
“Oh....”
......
Aku masih menangis, menyandarkan kepalaku di atas pusara anak semata wayangku.
“Radit, maafkan ibu...”

47 komentar:

Opi mengatakan...

aduh, kirain beneran..
cuma fiksi toh, padahal dah shock bacanya, hhehe

Ajeng Sari Rahayu mengatakan...

Ya Allah, sedihnya mbak...ngena banget T.T

Aina mengatakan...

@OPI : untung dibaca labelnya FIKSI MINI. sebenere terinspirasi ama cerita tetangga juga,,, tapi untung si anak ga nyampe meninggal kayak dalam cerita ini...

@Ajeng :hehe... thanks Ajeng...

Iskandar Dzulkarnain mengatakan...

woh ... memang utang harus dibayar terlebih dahulu :)

Aina mengatakan...

@John : harusnya gitu Bang....

Gaphe mengatakan...

waduh, koq gitu yah tetangganya. bukannya berempati malah nyalahin. niatnya kan baik, mau nyenengin anak. lah kalo emang udah jadi takdirnya yaa mau gimana lagi tetep kejadian.

M. Hudatullah mengatakan...

tragis banget! --"
dari kemarin perasaan ceritanya berakhir tragis terus ...

titoHeyzi mengatakan...

aduh serba salah..
maksud hati pengen yenangin anak,
malah jadi begitu,
tp semua kembali ke takdir, :p

kyak cerita2 d film nih,, Hha

Nufri L Sang Nila mengatakan...

daasss....kereeeennn...pendek tapi langsung kena ke inti-nya......sedih...shocking...inspiratif

salut...salam :)

Inggit Inggit Semut mengatakan...

kyaaaaa kenapa endingnya begini? *ikutan nangis di kuburan Radit*

TM Hendry mengatakan...

Inalilahi...

Bunda Loving mengatakan...

Subhannaallah....jd kasihan dg ibu itu...

Anonim mengatakan...

Singkat tapi jelas, thumbs up..

fanny mengatakan...

cerita yg sedih..

Arif Bayu Saputra mengatakan...

Wah tragis..... tapi itu takdir gak ada hubungannya dengan gak bayar utang.....:)

Nova Miladyarti mengatakan...

saya suka cerita begini, singkat pada jelas, ga kaya sinetron indonesia yang bertele-tele,hehhehehe....

tapi akhirnya menyedihkan.hiks

Amy mengatakan...

kok akhirnya sedih ya... tapi namanya umur memang sudah ditulis saat masih ada dalam kandungan

lidya mengatakan...

hiks kasihan sekli Radith ya

One Piece Indonesia mengatakan...

wew, kualat bgt itu Ibunya gan

Claude C Kenni mengatakan...

Haduh, tragis banget...maksudnya baek mau bikin anaknya seneng...tapi akhirnya malah kayak gitu >_<

Salam kenal,
http://claude-c-kenni.blogspot.com

Annur Shah mengatakan...

wah kaget bgd bacany.....

ternyta fiksi

salam kenal.....

ngobrolndobol mengatakan...

ada alur cerita, alur psikis di dalamnya, yang gentar dan membelok. ia kalah karena terus melanjutkan setelah penabrakan itu, jadinya ia oleng.

bagian satu dan dua itu sudah dialektis. sudah menautkan masing-masing pandangan sehingga berpandangan. tapi ketika ditambah bagian ketiga itu, eh membelok, goyah. ini kalimatnya:

Aku masih menangis, menyandarkan kepalaku di atas pusara anak semata wayangku.
“Radit, maafkan ibu...”

kenapa si ibu bilang maaf. emang membelikan sepeda kepada anak di saat ia punya utang adalah sesuatu dosa yang disadari akan mendapat kutukan? ini mencoba merasionalisasi "yang mistik/ irasional" tetapi malah semakin tampak "yang irasional".

hehehe just a critic for this story...

Blog Keluarga - Laptop Murah untuk Guru mengatakan...

Baik buruk adalah urusan Yang maha Kuasa... jadi gak sepantasnya kita menilai yang tidak baik...

Hanila PendarBintang mengatakan...

KOk kualat sih?? aduuuh.....mungkin memang begitu jalannya...well, after all it's just fiction... :(

Yus Yulianto mengatakan...

ini namanya fiksi mini rada panjang... :D

dari kemaren kog yang rada sedih mulu ya...?

Muhammad A Vip mengatakan...

cup cup...jangan menangis bu

The Grove Villas mengatakan...

Dosa besar jika berani sama orang tua apalagi ibu.. aduchh .. ampun dah jaminannya neraka yang paling bawah :).
Terima kasih sudah berbagi cerita, salam kenal dan sukses selalu.

dunia kecil indi mengatakan...

nice :)
tapi itu bukan kualat, lho.. namanya juga ortu, kalo anak meminta, pasti diturutin duluan, utang belakangan. good mom :)

octarezka mengatakan...

mbaak...kok semua fiksi mu endingny sedih semua yaaa...gak tega bacanya,
T.T

Cay's mengatakan...

coba happy ending ....tapi ini juga menyadarkan kita agar selalu ingat padaNYA

zasachi mengatakan...

Ya Allah Radit...
Kenapa harus ditabrak? T_T

niku mengatakan...

jadi inget banyak utang nih.. *takut kualat

Anonim mengatakan...

Dkit kritik sobat, bagusnya ceritanya di lanjutin ketka awal radit mengendarai sepeda barunya dan juga bertemu teman2nya biar ceritanya sedikit lebih panjang....
mksih yah udah follow balik...

Sukadi mengatakan...

kualat? demi menyenangkan anak menunda bayar hutang, itu masih dalam batas kewajaran he.he..

Penghuni 60 mengatakan...

Knp, selalu endingnya sedih sob..?
bikin yg happy ending donk....

Yippee Kay Yay mengatakan...

your story has made ​​me cry

kira mengatakan...

beneran kah ini?

Unknown mengatakan...

Ini sopir truknya kemana sekarang? apakah dia baik2 saja? duh jadi khawatir sama sopir truknya..

joe mengatakan...

hm, kasihan sekali... cerita yang mengejutkan

moonlite! mengatakan...

kunjungan pertama bersama trip on indonesia. mampir yuk! ☺

Nova Miladyarti mengatakan...

mbak, ada tag buat mbak. hadeeehh...gimana ya mbak, emang harus dilanjutkan sih,hehehhee...mohon maaf kalo ga berkenan:D

[L]ain mengatakan...

menghenyak banget sih =_=

Adryan Nurdien mengatakan...

Bersegeralah membayar hutang..
menurutku sih ibu itu 'agak salah' dalam membuat anaknya senang.
salam.

Mas Odjie mengatakan...

hmmm keren ceritanya, nungguin sambungannya nih... yg nabrak tanggung jawab gak yach...

wits mengatakan...

kya ada pesan tersirat yg 'ngena' langsung ke pembacanya:)

cus mengatakan...

yg dibilang sama mas musyafak itu mungkin ada benarnya. tapi justru itu yg bikin crita ini masuk di akal.

kebayang sendiri kan gimana kejamnya tekanan pergaulan di sekitar kita. orang beli bebe, trus kita akhirnya beli bebe juga. si anak juga sama, minta sepeda lantaran dikatain sepeda butut. si ibu pun demikian, merasa bersalah karena dibikin percaya bahwa kematian anaknya lantaran kualat belum bayar hutang. ini realita.

dan saya suka fiksi ini.

Bang Aswi mengatakan...

Padat tapi ngena. Ini yang penting ^_^
Good writing!

Posting Komentar