Antara Dunia Nyata dan Maya

Karena postingan ini saya buat dalam rangka ikutan giveaway suit sepentin yang diselenggarakan oleh Pak Ies, So alangkah baiknya kalau sebelum saya ngoceh ke mana-mana saya ucapkan dulu ‘hepi suit sepentin’ buat Pak Ies pemilik blog Djangan Pakies atas usia pernikahan beliau yang ke 17. Semoga langgeng selalu, dan benar-benar menjadi jodoh dunia akhirat dalam ikatan pernikahan yang sakinah, mawaddah, warohmah. Amin.

Kalau boleh jujur, saya salut banget sama Pak Ies. Gimana tidak? Di tengah kesibukan sebagai suami dari seorang istri dan ayah dari tiga orang putra, serta profesi sebagai pedagang, beliau tetap menyempatkan diri untuk berkarya dan berinteraksi di dunia maya lewat blog. Tidak hanya aktif menulis di blog, tapi beliau juga rajin sekali blogwalking menjalin silaturrahim dengan sesama blogger. Bahkan dengan usia yang terbilang lebih senior dibandingkan blogger kebanyakan, Pak Ies tidak sungkan atau gengsi untuk belajar pada yang lebih muda. Two thumbs up deh buat beliau...

Saya sendiri, dengan profesi sebagai seorang guru merangkap tenaga tata usaha di sebuah sekolah menengah, sebenarnya punya ‘waktu sibuk dan luang’ yang cukup seimbang. Setiap hari, saya berangkat ke sekolah jam setengah tujuh pagi dan pulang pada jam setengah dua siang. Di sela kesibukan di sekolah, saat tidak ada jam masuk kelas atau urusan administrasi lain, kadang saya menyempatkan diri buat posting dan blogwalking dengan menggunakan fasilitas hotspot sekolah.

Jujur nih, walau saya bebas merdeka menggunakan fasilitas hotspot, tapi saya merasa kurang enjoy kalau kelamaan blogging saat jam sekolah. Makanya saya lebih suka nyari sinyal wifi di luar sekolah atau ngeblog di warnet dekat rumah. Biar bayar tapi lebih nyaman. Tau sendiri lah, di sekolah banyak orang lalu lalang dan agak berisik, jadi sering tidak bisa konsentrasi kalau blogwalking *ya iyalah, baca-baca blog orang juga perlu konsentrasi lho*. Maunya sih pake modem. Dulu udah pernah beli modem, tapi dicoba pake segala merk simcard tidak ada yang nyambung sinyalnya.

Kalo mau posting atau blogwalking sih waktunya lebih lebih fleksibel. Mau di mana atau kapan itu gampang. Tapi kalau urusan nulis bahan postingan, saya selalu melakukannya di atas jam 9 malam. Alasannya sih jam segitu suasana rumah udah sepi, tenang dan sayapun tidak ada kerjaan lagi. Jadi saya bisa bebas nulis tanpa gangguan. Baru deh keesokan harinya diposting di blog.

Intinya sih, kalau menulis udah jadi suatu kebutuhan, maka sesibuk apapun kita, rasanya tetep ada yang kurang kalo tidak menulis, dalam hal ini menulis di blog. Buat saya, blog udah jadi semacam rumah. So, sejauh apapun saya melangkah di luar sana, saya pasti akan tetap kembali ke rumah saya.